Selasa, 14 Juli 2015

MENGAPA AKU DITAKDIRKAN MISKIN?



Tidak ada seorang manusiapun mau dilahirkan miskin. Banyak manusia kecewa pada TUHAN, mengapa di takdirkan tidak sesuai keinginannya. Banyak manusia tidak bahagia dengan hidupnya sekarang, hanya karena tidak bisa menerima keadaannya.

Manusia tidak mengerti TUHAN.
Karena jalan pikiran manusia terbatas. Manusia hanya melihat kekurangannya dan berusaha mencari kenikmatan duniawi.

Miskin atau kaya
Dimanakah batasannya?
Siapa berhak mendapat derma?
Siapa berkewajiban memberi derma?


Hanya dengan iman, berkat TUHAN bisa dirasakan.
Hidup akan penuh syukur hingga mampu memberi
walau dalam kekurangan.

Janganlah merasa diri miskin, hanya karena kita membandingkan diri dengan orang kaya.
Tiap manusia diberi rejekinya masing-masing
Kelak bukan jumlah harta yang ditanya saat maut menjemput.
Melainkan amal dan ibadah kita.

Ingat : Harta dunia bisa membutakan iman.



CARA MENGERTI SIKAP ANAK?

             

          Siang ini adalah waktunya suamiku marah. Dan itu hampir setiap hari dilakukan. Karena anak perempuan kita yang berumur 13th belum bangun dari tidur.. dimana jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Gara-gara hobinya main game online sampai subuh. 
Memang saat ini sekolah sedang liburan lebaran, jadi kupikir... biarlah dia sibuk bermain di kamarnya. Daripada dia minta liburan ke Mall, ke Luar pulau, atau  liburan ke luar negri.. walahhh... pasti aku makin pusing mikirin biaya liburan anak.

     Lain halnya dengan suamiku. Kami memang punya pemikiran yang berbeda dalam mengurus anak. Aku lebih santai, lebih suka bercanda dengan anak-anak dan kurang begitu perhatian soal kedisiplinan di rumah. Aku berpikir, kalau liburan ya bebas main, bebas bangun tidur sesuka kita. Toh setelah bangun ga ada yang bisa dilakukan selain mandi, makan, main, nonton tv, main game, ngobrol-ngobrol dan tidur lagi. 
Di rumah kami tidak ada pembantu. Semua kami kerjakan sendiri berdua, aku dan suami. Anak-anakku susah disuruh bantu membereskan rumah.

Berbeda dengan prinsip suamiku. Dia ingin anak-anak bangun pagi meskipun liburan. Bangun ,bereskan kamar, mandi, nyapu /ngepel rumah, bantu-bantu membereskan rumah gitu. Pokoknya tidak bole nyantai tiduran main game.
Wow... sebenarnya bagus juga jika bisa diterapkan seperti itu. 
Tapi hal itu gagal diberlakukan pada anak-anak kami. Biarpun dibangunin tiap pagi, mereka tetap tidak mau turun ranjang. Dimarahinpun Mereka tetap saja bangun siang, makan, mandi, main game online dan bermalas malasan di kamarnya. 
Aku merenungkan dan merefleksikan hal ini...

Dan hasilnya.... owh iyaa... astaga "Dulu aku juga bersikap demikian saat kecil" 

SOLUSI:
Jika saat ini kita sudah menyadari.
Mari.. berubah, demi anak kita.
Semua berawal dari kita.
Kita baik, kelak anak kita akan baik.



Senin, 13 Juli 2015

TAK ADA PENDERITAAN YANG SIA - SIA

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 
Berbahagialah orang yang berdukacita , karena mereka akan dihibur. 

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 
Berbahagialah orang yang murah hatinya , karena mereka akan beroleh kemurahan. 
Berbahagialah orang yang suci hatinya , karena mereka akan melihat Allah. l
Berbahagialah orang yang membawa damai ,karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya 

Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu 

difitnahkan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu. "


UANG


Siapa sih orang pertama yang membuat "Uang" ?
Sebenarnya tujuan utamanya apa?
Akhirnya toh cuma membuat perbedaan antara orang kaya dan miskin. :(

Punya uang dikit... kurang, ngeluh terus sepanjang hidup.
Punya uang banyak... makin serakah.. merasa kurang terus... sombong dan merendahkan yang miskin.
Punya uang dikit merasa tidak perlu bersedekah, karena merasa dirinyalah yang perlu di sedekahi.
Punya uang banyak merasa sayang memberi sedekah yg sesuai perhitungan kitab, karena dirasa kebanyakan memberi derma yang sebesar itu.
Sebenarnya TUHAN memberi cukup. Tapi manusia kurang bersyukur dan iri dengan sesamanya yg lebih kaya.